Jumat sore ketika saya jemput anak dari sekolah, si Ibu guru cantik bilang ke saya "On monday Y***** (my son name) should do presentation about Dolmabahce Palace in turkish" terus saya bilang "Ok, will let my husband know, because anything in Turkish is his task", hahaha....
So...hari sabtu off we go to Dolmabahce Palace. Sebelum cerita tentang pengalaman kami kesana, saya mau sedikit kasih penjelasan tentang sejarahnya ya...
"Dolmabahce dibangun tahun 1843 oleh Sultan Abdulmecid I. Pembangunan istana ini menghabiskan waktu selama 13 tahun dan biaya sebanyak 35 ton emas. Setelah selesai dibangun, 6 Sultan tinggal disana dan the most famous man in Turkey yaitu Mustafa Kemal Ataturk (pendiri republik Turki)". Istana ini merupakan istana terbesar di Turki loh, dengan luas sekitar 45.000 m2.
Kami berangkat pagi hari, dan karena khawatir tidak dapat parkir didekat area istana jadi kita parkir didekat kampus ITU (sekitar 19 menit jalan kaki). Lumayan sekalian jalan-jalan karena didaerah istana ini termasuk tempat yang elit dan enak untuk jalan kaki. Walaupun kudu siap-siap pegel, soalnya jalannya naik turun. Untungnya kemarin lagi ga puasa, coba kalau lagi puasa...bisa kering tenggorokan...hehe
Sekedar info kalau Istana Dolmabahce ini terdiri dari beberapa bangunan dan tiket masuknya juga berbeda. Jadi sebelum beli tiket, tanya-tanya dulu ya ke petugasnya. Karena info terkait harga tiket ke setiap bangunan cuma ditulis dipapan pengumuman dan ga semua orang tahu soal ini. Petugas tiketnya bisa bahasa inggris kok, jadi ga masalah.
Diatas adalah tiket kami untuk masuk ke Selamlik dan Harem. Harga yang tercantum disini adalah harga untuk OT dan/atau untuk yang sudah memiliki kartu ijin tinggal di Turki. Harga untuk turis sedikit lebih mahal, tapi untuk pastinya saya ga bisa kasih tahu karena kemarin lupa untuk nyatet....muuup. Sebelum masuk, mereka menawarkan peminjaman recorder yang bisa kasih tahu kita tentang sejarah detil mengenai tempat-tempat didalam istana. Nah ini recommended banget untuk dipakai, karena tentu akan jadi lebih menarik if you know the stories behind it. Sebenernya recorder ini gratis, cuma untuk turis diharuskan memberikan 100 tl sebagai jaminan (kalau rusak), dan untuk OT/yang sudah punya kartu ijin tinggal cukup hanya meninggalkan kartu tanda pengenal saja.
Selamlik adalah bangunan utama di Istana ini. Arsitektur, tatanan dan semua yang ada didalamnya menurut saya indah banget, Dari karpet turki yang ukurannya segede apartemen saya (hehehe), lukisan-lukisan dari pelukis terkenal pada jaman itu, chandelier yang cantik dan mewah, peralatan rumah tangga yang berasal dari emas atau berlian, sampai langit-langit bangunannya yang stunning, sukses buat saya ternganga. Sayangnya semua itu tidak bisa didokumentasikan dengan kamera alias ga boleh foto-foto, entah apa alasannya. Oh iya, sebagian barang-barang disana kalau saya tidak salah ingat, kebanyakan malah buatan dari negara lain a.k.a hadiah, seperti Perancis dan Inggris.
Walaupun dilarang foto, tapi saya berhasil ambil beberapa foto dengan cara nyuri-nyuri, hehehe........Foto yang pertama itu sebenernya diambil dari luar, terus ketahuan ama penjaganya dan kena marah...."Mam, you can not take the inside picture"....langsung pasang muka ga bersalah, bilang maaf dann kaburrrr...hihihi...
Di foto pertama itu bisa kelihatan ya langit-langitnya keren banget, tambah cantik dengan chandelier ditengah yang ukurannya segede gaban. Menurut penjelasan om-om direcorder, perlu 67 peti untuk ngebawa itu dari Inggris ke Turki dan butuh sekitar 2 bulan untuk pemasangannya.
Setelah Selamlik, kita pergi ke Harem. Harem ini adalah tempat tinggal Istri, Ibu Sultan dan para pekerja wanita pada masa itu (yak, laki-laki dan perempuan punya tempat tinggal terpisah). Isi dan tatanan didalamnya kurang lebih sama dengan Selamlik. Namun ada satu yang membuat Harem lebih istimewa, yaitu kamar dimana Ataturk menghembuskan napas terakhirnya. Didalam kamar itu, ada sebuah jam kecil yang ditaruh diatas meja. Meja itu menunjukkan jam 09.05 (tepatnya 10 Nov, 1938 pukul 09.05).. Hal ini cukup bikin saya merinding, karena terlihat sekali bagaimana Ataturk memiliki tempat tersendiri dalam sejarah dan hati orang Turki. Tentu saja saya jadi makin penasaran untuk tahu lebih banyak soal Ataturk.
Selesai Harem kita pun pulang, ga terasa ternyata Dolmabahce ini luas juga...lumayan bikin kaki pegel....ahh satu lagi didalam istana, tepatnya didekat Harem ada cafe kecil, jadi jangan khawatir kehausan atau kelaperan.
Bisa saya sarankan kalau Istana Dolmabahce ini termasuk tempat yang direkomendasikan untuk dilihat setelah Blue Mosque dan spice bazar.
Sekian....next time kalau jalan-jalan lagi pasti akan saya tulis disini. Kalau ada yang mau tahu lebih detil tentang Dolmabahçe Sarayı bisa cek langsung pada website dibawah ini http://www.dolmabahcepalace.com/index.php.
Comments